Gas ohhhh Gas, Elpiji ooohhh Elpiji, betapa engkau kami butuhkan namun kenapa pula engkau menyengsarakan. Ironis bukan, saat gencar-gencarnya pemerintah memasyarakatkan penggunaan gas elpiji yang mereka klaim lebih hemat dibandingkan penggunaan minyak tanah, tetapi, kejadian demi kejadian tanpa henti menyengsarakan saudara-saudara kita, Jakarta, Surabaya, Jogjakarta, Kalimantan, Sulawesi adalah sebagian kecil daerah yang pernah mengalami kejadian serupa, bukan hanya harta benda bahkannyawapun ikut melayang. Sudah sewajarnya pemerintah menguji kelayakan pakai sebelum mendistribusikannya ke masyarakat sehingga kejadian yang tidak diinginkan dapat diminimalisir. Saya tidak mengetahui apakah pemerintah telah melakukan hal tersebut tetapi dengan adanya rentetan kejadian seperti saat ini tentunya kita semua bisa menilai sejauh mana kinerja orang-orang yang berkompeten dalam menangani hal ini. Terkadang saya berpikir, "apakah kita dijadikan kelinci percobaan" tetapi terkadang saya juga berpikir, "inilah resiko dari sebuah kebijakan".
1. Kalau mencium aroma yang tidak sedap dan menyengat. Janganlah sekali-kali mementikan korek api, apalagi merokok,” terang Toharso, Sekretaris Perusahaan Pertamina kepada Pos Kota.
2. Segeralah membuka pintu lebar-lebar. Jangan jendela. Karena tekanan gas lebih besar dari udara yang ada di ruangan itu. Dengan membuka pintu, gas tersebut akan ke luar.
3. Setelah membuka pintu lebar-lebar, pemakai kompor gas sebaiknya mencabut regulator dan selang. Lalu bawalah tabung gas tersebut ke luar rumah.
4. Kemudian periksalah tabung gas tersebut dengan menggunakan air sabun. Siram valve (penutup tabung). Air sabun mengelembung busa, berarti bocor. Tandainya dengan tusuk gigi.
Bila tidak ada busa, maka ada kerusakan di valve. Sebaiknya ditukar kembali tabung gas ke agen tersebut. Karenanya, masyarakat pengguna gas elpiji harus memiliki nama dan nomor telepon agen. “Belilah gas elpiji di agen yang kami tunjuk,” ujarnya.
Sehingga tabung gas yang bocor tadi bisa ditukar kembali ke agen bersangkutan. “Kalau agen tersebut menolak mengganti tabung yang bocor, silakan lapor ke telepon 500000,” ujarnya.
Menyinggung soal tabung gas elpiji mengingatkan belakangan ini banyak juga beredar tabung abal-abal, Toharso menjamin masyarakat tidak perlu khawatir kalau tabung gas yang tadinya kosong lalu masuk ke Pertamina dan diisi gas, maka tabung gas tersebut masih bagus.
Yang penting, ia kembali mengingat masyarakat pengguna gas elpiji harus berhati-hati ketika menghidupkan kompor gas
Selama ini pihaknya sendiri sudah, bahkan akan terus menyosialisasikan bagaimana cara menggunakan kompor dan tabung gas elpiji ke masyarakat, termasuk lewat televisi maupun talk show di radio. ”Ini mungkin harus diperbanyak lagi agar masyarakat lebih mengerti dan paham ,” kata Toharso. (poskota)
jadi yang salah pembeli, penjual atau pemerintah ya seharusnya ada pengetahuan ttg gas elpiji sebelum dibagikan ke masyarakat. mampir balik yang ke artikel saya http://arifust.web.id/?p=204 rate dan komnetar
BalasHapusTidak menyalahkan siapapun, pembelajaran mungkin Mas, yang punya tanggungjawab lebih mengedepankan tanggungjawabnya. terimakasih dah mampir.
BalasHapus