Image by Google.com.
Dahulu kala, saat masih belum memahami makna dari judul yang aku buat diatas, " PRAMUKA " hanyalah sebuah rutinitas extra kurikuler sekolah yang aku ikuti karena aku tidak suka dengan lainnya. SMP ( Penggalang ) kemudian SMU ( Penegak ) Pelajaran hidup yang sangat berharga tentunya pada saat itu setelah aku terjun dalam dunia yang sebenarnya. Flash back beberapa tahun yang lalu saat aku menjadi seorang Pembina Pramuka, Begitu amat sangat sukarnya meyakinkan orang tua wali murid untuk
mengizinkan anak-anak mereka mengikuti kegiatan perkemahan, alasana secara specifik tidaklah aku ketahui sehingga dengan sangat terpaksa aku harus mendatangi kerumah peserta didik dan meminta mereka memberikan izin untuk mengikuti perkemahan, yang menjadi pertanyaan besar adalah ada apa ? dan kenapa ? Orang tua dulu sepertinya tidak memahami tentang makna dan bagaimana Pramuka, sehingga yang nampak oleh mereka hanyalah nyanyian gemuruh api unggun, baris berbaris, camping dan lain sebagainya yang hanya menghabiskan waktu, padahal jika ditelusuri lebih mendalam Pramuka mengajarkan cara hidup yang seharusnya dalam masyarakat, Pramuka mendidik jiwa-jiwa patriot, rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang sebenarnya, Pramuka mengajarkan kita bagaimana cara mengatasi masalah, mengajarkan untuk tidak mudah menyerah dalan segala hal, mengajarkan untuk menjadi pemenang bukan pecundang, tetapi amat sangat disayangkan, hanya sedikit anggota pramuka yang memahami hal itu, sebagian dari mereka hanyalah memanfaatkan moment tertentu untuk lari menghindari tugas dan tanggungg jawab yang lain.
Bila ada pertanyaan, Apakah yang kamu dapati dari keikutsertaanmu menjadi seorang Pramuka, maka jawaban yang paling tepat adalah Ilmu yang tidak diperoleh dari pendidikan formal manapun, Seorang lulusan Sarjana saja tidaklah cukup bila tanpa ditopang pondasi mental yang membaja, kenapa demikian seorang sarjana tidak diajarkan bagaimana cara menghadapi kerasnya persaingan hidup, tidak diajarkan bagaimana seharusnya bersikap terhadap perubahan, tidak diajarkan menyelesaikan berbagai konflik, sehingga pantaslah saat ini terdapat 700 san atau bahkan 1 jutaan orang tamatan sarjana tidak bekerja, kenapa, karena mereka saat terjun kedalam masyarakat tidak tahu harus berbuat apa dan mesti bagaimana.
Seorang Pramuka yang benar-benar berjiwa Pramuka adalah laksana kelapa tua yang dapat tumbuh di letakkan dimana saja, maknanya, seorang Pramuka sejati mampu menempatkan dirinya dimanapun ia berada, seorang yang telah tertempa dengan kepramukaan maka biasanya akan menjadi panutan beberapa orang atau banyak orang dalam lingkungannya, tempat kerjanya atau dimanapun orang itu berada selalu akan mendapat atensi lebih dari orang-orang disekelilingnya.
Kedepan harapan ku adalah para Kakak pembina mampu mengembangkan kepembinaannya hingga tidak terpaku pada buku atau pedoman kepramukaan, Pramuka masa kini sudah semestinya menanamkan jiwa-jiwa wirausaha atau interprenur yang lebih fokus kepada pola pikir ( mindset ) pengusaha akan menciptakan pebisnis - pebisnis muda yang kreatif, aku mengetahui secara baik bahwa di kepramukaan telah terbentuk Saka- Saka ( Satuan Karya ) yang secara khusus mengarah kepada penguasaan bidang-bidang atau usaha tertentu tetapi seringkali saka hanyalah sebatas mengajarkan bidang ilmu secara umum tidak secara khusus, sehingga setelah para anggotanya keluar maka keluar pulalah kemampuannya, akan sangat berbeda bila penanaman mindset interprenur dilakukan dengan dua metode," pikiran dan perbuatan", dengan demikian akan menciptakan pengusaha muda yang kreatif.
Pendidikan formal tidaklah cukup untuk menjadikan pemuda siap bersaing di era globalisasi, tetapi jika kita mampu mempersatukan pendidikan formal dan non formal menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan atau saling ketergantungan maka semestinya tidak ada lagi pemikiran ," Sekolah yang tinggi agar dapat pekerjaan dan gaji yang tinggi".
Sudah hampir sepuluh tahun aku tidak lagi berkecimpung dalam kepanduan setitik asa selalu ada, " Bilakah Pramuka benar-benar sesuai dengan maknanya, tidak lagi menjadi minoritas dalam skala mayoritas, bukan jempol terbalik tetapi dua jempol keatas, bukan hanya pengalaman tetapi juga masa depan.
" BRAVO PRAMUKA INDONESIA " DIRGAHAYU BANGSAKU "